Siapakah yang tahu, apa yang terjadi dikehidupan selanjutnya tentang diri saya? Ada yang tahu? Jikalau ada yang tahu, beri tahu saya! Tapi, menurut sepotong hati ini tak ada yang tahu, bahkan diri saya. Setiap detik, menit, bahkan jam saya terbawa alam masa depan. Habis sudah pikiran ini dipermainkan. Katanya, si Pahlawan tanpa jasa, Guru? Atau tukang merawat pasien, Perawat? Cukup!
Seketika pikiran ini bercahaya, jadilah seorang pemimpin! Kata itu penuh tanya dipikiran ini. Saya, Valentine Renita Sidabutar, wanita berambut hitam, berat 45 kg, yang tidak ada hebatnya, menjadi pemimpin? Seandainya saya menjadi seorang pemimpin. Saya harus tahu, apa arti dari pemimpin? Pemimpin adalah kepribadiaan seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan.
Ya, sekarang diri ini sudah mengetahui arti pemimpin. Jikalau Tuhan mengizinkan saya menjadi seorang pemimpin, saya yang tak ada hebatnya ini, ingin menjadi seorang Walikota. Walikota adalah pemimpin yang memberi panutan dan ditugaskan pemerintah daerah untuk memimpin masyarakat kota, agar hidup damai sejahtera dan adil. Saya tanamankan dalam hati jika saya menjadi seorang Walikota saya tetap rendah hati, jujur, disiplin, bertanggung jawab kepada tugas yang diberikan dari pemerintah, memberi contoh yang baik terhadap anggota kerja, masyarakat di lingkungan sekitar, memberi perhatian kepada setiap Kelurahan, Kecamatan, bahkan RT/RW.
Sebagai Walikota Pekanbaru, kota kelahiran saya yang indah nan permai kota Bertuah, kota Madani. Aduhai.. Betapa nan eloknya kota saya ini kawan. Kini, yang memimpin kota kelahiran saya, diri ini. Tujuan saya menjadi walikota Pekanbaru, menjadikan Pekanbaru semakin makmur, tentram, damai sejahtera, menciptakan keadilan, menjadi kota nan bersih, indah nan elok dipandang. Supaya tercapainya suatu tujuan, saya harus memberi donasi untuk masyarakat yang kurang mampu, jika masyarakat sudah mampu maka kerusuhan berkurang. Kenapa demikian? Faktor terjadinya pecurian, kurangnya pendidikan, anak kecil menafkai keluarga dikarenakan kurang mampu. Setelah masyarakat mampu, maka dia dapat memberi pendidikan pada anaknya, karena anak adalah generasi bangsa, Saya berprinsip anak bangsa haruslah mendapat pendidikan dan beretika.
Keadilan, setiap masyarakat harus saling adil, tidak ada diskriminatif, saya akan memberikan penyuluhan kepada masing-masing Kelurahan, Kecamatan, RT/RW, agar terciptanya keadilan di daerah tersebut. Bukan hanya masyarakat, saya sendiri dan anggota pengurus kota harus adil.
Menciptakan kebersihan kota, Tanah Melayu kita ini harus bersih. Saya akan memberi penyuluhan, agar setiap hari minggu tiap daerah harus gotong royong, dan disetiap jalan harus ada tempat sampah. Kenapa harus gotong royong? seperti peribahasa kata “berat sama dipikul, ringan sama dijingjing” ya, nenek moyang kita mengajarkan agar gotong royong, karena gotong royong memperat tali persaudaraan.
Itulah visi dan misi saya seandainya diri ini menjadi walikota, saya tak berjanji tetapi saya akan membuktikan saya pemimpin yang jujur, tegas, dan bertanggung jawab. Jikalau Tuhan mengizinkan saya menjadi walikota, biarlah kiranya Tuhan yang mengatur semuanya.
“Tulisan ini di ikut sertakan dalam Lomba Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 233 Tahun 2017”
Nama Penulis : Valentine Renita Sidabutar
Nama Sekolah : SMA Darma Yudha