Hj Aisyah BA, Sebuah Perjalanan yang Gigih Tanpa Menunda

oleh

Hj Aisyah BA, Sebuah Perjalanan yang Gigih Tanpa Menunda. “Di tengah berbagai kesibukan saya suami jatuh sakit, stroke. Saya merawat dia, membawanya berobat ke mana-mana. Sementara anak-anak juga harus tetap sekolah dan diperhatikan pendidikannya. Bersama saya juga ada ibu dan adik yang harus saya sekolahkan. Sementara itu saya mengutip uang arisan, berjualan es, karpet, kain dan diwaktu yang lain menjadi distributor jamu”.

bedah buku ibu aisyah 1

Sepenggal cerita perjualan Hj Aisyah BA tertuang dalam buku biografi “Menapak Langkah Menatap Masa Depan, Sebuah Perjalanan yang Gigih Tanpa Menunda”, perempuan kelahiran Malaysia, 15 April 1939 memiliki cita-cita yang mulia untuk mengabdikan diri menjadi guru.
Bersempena dengan hari guru nasional ke 74 tahun 2019, Aisyah yang kini menginjak usia 80 tahunn itu masih tampak aktif dan lincah menceritakan bagaimana perjuangannya untuk menjadi seorang guru dalam acara bedah buku yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Pekanbaru, Jumat (29/11/2019).

bedah buku ibu aisyah

“Dari SD saya sudah bercita-cita menjadi guru. Tamat SD di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, saya berangkat ke Bangkinang sendiri untuk melanjutkan pendidikan sekolah guru bawah (SGB). Karena ini, ibu saya menangis,” ujarnya.
Berbagai kisah perjalanan untuk menjadi guru dengan segala rintangan tidak menjadikan penghambat langkahnya untuk maju. Bahkan ketika suami tercintanya tiba-tiba mengalami stroke selama 15 tahun lamanya.

ibu aisyah

Ia harus banting tulang sendiri guna member kehidupan dan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya hingga sukses. Ini terbukti dengan prestasi yang diperoleh anakknya yang mampu masuk perguruan tinggi tanpa tes dan memperoleh beasiswa.

bedah buku ibu aisyah 3

“Hingga bisa menjadi guru teladan sampai akhirnya aktif diorganisasi serta menjadi sekretaris untuk lima walikota Pekanbaru. Semua saya lakukan karena saya suka dan dukungan suami yang tak pernah putus menjadi penyemangat saya. Semoga apa yang ada didalam buku ini bisa menjadi penyemangat semua guru agar terus semangat dan tidak mudah menyerah,” terangnya.

bedah buku ibu aisyah 2

Sementara, Penulis biografi Wamdi Jihadi memberikan motivasi kepada tamu undangan untuk membiasakan menulis, dimulai dengan menulis diari yang menceritakan kegiatan sehari-hari. Selain untuk meningkatkan kemampuan, namun juga sebagai refleksi diri. “Buya Hamka menulis setiap hari, mau berkualitas atau tidak. Itu tidak penting. Karena semakin sering kita menulis, maka akan semakin berkualitas,” tutupnya.

wamdi jihadi

#bedahbuku #AyoMembaca #BukuPerpustakaanUmumKotaPekanbaru #DispusipPekanbaru
#salamLiterasi#ayokeperpustakaan#Ayomembaca#perpustakaan #kearsipan
#budayabaca#perpussemakinbaik #mobilkelilingperpustakaan#Indonesia
#Dispusip #Pekanbaru #AyoKePerpustakaan #AyoJagaArsip #TertibArsip
#perpustakaan #pustaka #pustakawan #arsip#dokumen #library #librarian #book
#archive #history #bandarayamelayu #bandarserimelayu
#SalamLiterasi
#SalamSmart
BACA & PINJAM >>> GRATISSS
————————
Yuuuk kunjungi,..
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru
Jl. Dr. Sutomo No. 1 Pekanbaru.
Telpon : (0761) 859318
Email : bpadkotapekanbaru@gmail.com
Website : https://www.dispusip.pekanbaru.go.id
Twitter : https://www.twitter.com/DispusipPKU
Facebook : https://www.facebook.com/dispusip.Pku
Instagram : https://www.instagram.com/dispusippku/
-SALAM SMART-

Tentang Penulis: DISPUSIP Kota Pekanbaru

Gambar Gravatar
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Kota Pekanbaru hadir sebagai salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. DISPUSIP Kota Pekanbaru mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perpustakaan dan Kearsipan.

No More Posts Available.

No more pages to load.